Ya ini mungkin sekedar keluhan saja. Kalau tidak suka, jangan diteruskan membaca. Terima Kasih karena sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini, (mungkin) artikel ini bisa mewakili keluhan siswa/i yang menjalankan K13.
Kejadian ini saya dengar dari orang lain, ceritanya dia sedang belajar Kimia di sekolah dengan gurunya dan gurunya pada saat itu berkata "Kalian seharusnya sampai dirumah itu baca-baca materi kimia dan mencoba soal latihan, ibu sampai rumah itu membaca dan mempelajari materi Kimia" yang menjadi pertanyaan adalah memang jumlah pelajaran yang kami pelajari di sekolah itu hanya Kimia saja? Apakah ibu bisa seperti kami yang harus mempelajari 13 mata pelajaran yang masing-masing dibagi dalam 8 jam/hari? Otak kami semua berbeda. Ada yang bisa mencakup 13 mata pelajaran, dan ada pula yang hanya bisa 1-4 mata pelajaran. Disebabkan karena kami dipaksa untuk mempelajari semua materi pelajaran tersebut bisa-bisa kami semua stress. Di K13 ini murid dituntut untuk aktif di kelas. Aktif bertanya, mencari dsb. Tetapi, saya heran, waktu itu ada yang bilang begini "Kenapa murid giliran ditanya siapa yang mau bertanya malah tidak ada yang bertanya?" Sebetulnya saya ingin sekali menjawab seperti ini "Apakah ibu menjelaskan materi dengan baik? Apakah ibu sudah menciptakan suasana menyenangkan dan kondusif di kelas? Seharusnya ibu yang harus evaluasi diri, dengan begitu, kami para siswa bisa menyenangi pelajaran tersebut." dan (mungkin) jawaban saya tersebut mewakili semua uneg-uneg para siswa. Ibaratkan Komputer yang hanya memiliki Memori RAM 1 GB lalu di install game berat seperti game online, apa yang terjadi pada komputer tersebut? Pasti Komputer tersebut akan lama mengakses apapun, seperti membuka folder, memutar musik dan video dan sebagainya. Ada lagi yang membuat saya bertanya-tanya, apakah materi yang diberikan para guru itu sesuai fakta? Jika pun sesuai fakta, darimana sumbernya? Berbanding terbalik dengan siswa, yang harus menyebutkan referensi materi yang dipelajari. Dan ada lagi guru yang ngomong seenaknya yang berakibat menyakiti hati para murid sehingga murid tersebut tidak menyenangi pelajaran tersebut. Sebenarnya, guru itu harus memiliki etika mengajar yang baik, bagaimana menciptakan suasana menyenangkan, bagaimana membuat siswa menyenangi pelajaran tersebut. Seharusnya guru memberikan contoh sikap yang baik kepada para murid-murid. Bukan malah membentak, menyindir, melecehkan ataupun sikap yang buruk lainnya. Jika pun murid itu kurang mengerti dalam suatu materi ada baiknya guru tersebut menerangkan materi tersebut dengan jelas. Menurut persepsi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, semakin banyak mata pelajaran yang dipelajari para siswa akan membuat siswa menjadi semakin pintar. Saya agak ragu dengan persepsi Mendikbud. (Mungkin) setiap siswa ada yang sangat menyenangi satu pelajaran. Seharusnya, siswa hanya difokuskan di 1/2/3 mata pelajaran. Misalnya, siswa tersebut cita-citanya menjadi dokter, siswa tersebut harus mengambil mata pelajaran yang ada kaitannya dengan pekerjaan dokter seperti Biologi, Kimia, Fisika dan Matematika. Dan ada juga yang tidak membolehkan makan minum di kelas, menurut saya mungkin saja ada yang haus/lapar, terlebih lagi jika murid tersebut belum makan sarapan dan mengidap sakit maag. Lebih parah akibatnya daripada lantai kotor karena nasi jatuh ke lantai ataupun meja belajar kotor karena makanan bukan? Ada lagi sekolah yang memberikan fasilitas Air Conditioner (AC), para siswa harus mempunya pasokan mineral yang cukup untuk tubuh saat suhu di kelas dingin. Setiap murid pasti berbeda-beda, ada yang makan saat guru menjelaskan materi ada juga yang makan permen ataupun yang lain sebagainya.
Sekian dari saya. Mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada yang kurang berkenan di hati.
Bye.
No comments:
Post a Comment